Seperti udara, tak terlihat tapi bisa dirasakan. Seperti musim, semua bergantung pada masanya. Seperti fiksi, tidak bisa selalu disebut sebagai kenyataan. Seperti fatamorgana, yang hanya terlihat sementara alias hanya bayangan. Seperti itulah sebuah perasaan menurutku.
Tak tetap dan bisa berubah kapanpun, bagaimanapun, dan tanpa alasan apapun. Aku tidak mengerti dan hanya berusaha menerjemahkannya setiap hari. Huh seperti bahasa planet yang tidak dimengerti. Tapi setidaknya proses itu akan membuatku menjadi tahu, walau aku tak mengerti. Tahu dan tidak buta. Aku merasakannya. Hanya saja kenapa itu bisa ku rasakan, itu yang tidakku mengerti.
Kata-kata pun mengalir dalam pikiran dan memerintah tangan untuk segera menulisnya. Menulis, aku lebih suka itu daripada harus berbicara. Gugup, kau tau? Aku sangat gugup saat aku berbicara. Aku hanya takut salah dalam berbicara. Tapi tak jarang emosi membuatku tak berdaya mengeluarkan ata yang tak bermakna.
Perasaan itu fana. Tak ada yang bisa membenarkan dan menyalahkan rasa. Itu anugerah. Perasaan itu jujur dan tak pernah bohong. Cara mengungkapkannya lah yang kadang ternodai. Dan ia tak tetap, kadang bisa berubah dengan cepat seperti bunglon. Tapi perasaan harus dikonsistenkan dengan komitmen. Begitulah rasa..
Minggu, 21 Juni 2015
Tak Tetap dan Fana
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar